Dyah Lembu Tal adalah nama orang tua Raden Wijaya, pendiri sekaligus raja pertama Kerajaan Majapahit. Menurut Pustaka Rajyarajya i Bhumi Nusantara, Lembu Tal atau Dyah Singamurti adalah putri dari Mahisa Campaka, putra Mahisa Wonga Teleng, putra Ken Arok, pendiri Kerajaan Singhasari.
Lembu Tal menikah dengan Rakeyan Jayadarma, putra Prabu Guru Darmasiksa raja Kerajaan Sunda-Galuh yang memerintah tahun 1175-1297. Dari perkawinan itu lahir Raden Wijaya. Rakeyan Jayadarma menjadi putra mahkota yang berkedudukan di Pakuan. Akan tetapi ia meninggal dunia karena diracun oleh musuh. Sepeninggal suaminya, Dyah Lembu Tal membawa Raden Wijaya pergi dari Pakuan. Keduanya kemudian menetap di Singhasari, negeri kelahiran Lembu Tal.
Dengan demikian, naskah di atas menunjukkan kalau Raden Wijaya memiliki hubungan darah dengan keluarga Kerajaan Sunda-Galuh.
Lembu Tal dalam Nagarakretagama
Lain halnya dengan Nagarakretagama. Menurut naskah ini, Dyah Lembu Tal bukan seorang perempuan, melainkan seorang laki-laki. Disebutkan bahwa, Ayah Raden Wijaya bernama Lembu Tal, putra Narasinghamurti. Lembu Tal dikisahkan sebagai seorang perwira yuda yang gagah berani.
Sementara itu, Pararaton yang juga berkisah tentang sejarah Majapahit menyebut Raden Wijaya sebagai putra Narasinghamurti. Di antara naskah-naskah di atas, kiranya Nagarakretagama yang paling dapat dipercaya, karena naskah ini ditulis tahun 1365, hanya berselang 56 tahun setelah kematian Raden Wijaya.
Berita dalam Nagarakretagama diperkuat oleh prasasti Balawi yang diterbitkan langsung oleh Raden Wijaya sendiri tahun 1305. Dalam prasasti itu Raden Wijaya mengaku sebagai anggota asli Wangsa Rajasa, yaitu dinasti yang menurut Pararaton didirikan oleh Ken Arok, penguasa pertama Kerajaan Singhasari.
Referensi
Slamet Muljana. 2006. Nagarakretagama dan Tafsir Sejarahnya. Jakarta: LkiS.
Slamet Muljana. 2005. Menuju Puncak Kemegahan. Yogyakarta: LKiS
Sumber :
http://www.wacananusantara.org/5/42/dyah-lembu-tal
Lembu Tal menikah dengan Rakeyan Jayadarma, putra Prabu Guru Darmasiksa raja Kerajaan Sunda-Galuh yang memerintah tahun 1175-1297. Dari perkawinan itu lahir Raden Wijaya. Rakeyan Jayadarma menjadi putra mahkota yang berkedudukan di Pakuan. Akan tetapi ia meninggal dunia karena diracun oleh musuh. Sepeninggal suaminya, Dyah Lembu Tal membawa Raden Wijaya pergi dari Pakuan. Keduanya kemudian menetap di Singhasari, negeri kelahiran Lembu Tal.
Dengan demikian, naskah di atas menunjukkan kalau Raden Wijaya memiliki hubungan darah dengan keluarga Kerajaan Sunda-Galuh.
Lembu Tal dalam Nagarakretagama
Lain halnya dengan Nagarakretagama. Menurut naskah ini, Dyah Lembu Tal bukan seorang perempuan, melainkan seorang laki-laki. Disebutkan bahwa, Ayah Raden Wijaya bernama Lembu Tal, putra Narasinghamurti. Lembu Tal dikisahkan sebagai seorang perwira yuda yang gagah berani.
Sementara itu, Pararaton yang juga berkisah tentang sejarah Majapahit menyebut Raden Wijaya sebagai putra Narasinghamurti. Di antara naskah-naskah di atas, kiranya Nagarakretagama yang paling dapat dipercaya, karena naskah ini ditulis tahun 1365, hanya berselang 56 tahun setelah kematian Raden Wijaya.
Berita dalam Nagarakretagama diperkuat oleh prasasti Balawi yang diterbitkan langsung oleh Raden Wijaya sendiri tahun 1305. Dalam prasasti itu Raden Wijaya mengaku sebagai anggota asli Wangsa Rajasa, yaitu dinasti yang menurut Pararaton didirikan oleh Ken Arok, penguasa pertama Kerajaan Singhasari.
Referensi
Slamet Muljana. 2006. Nagarakretagama dan Tafsir Sejarahnya. Jakarta: LkiS.
Slamet Muljana. 2005. Menuju Puncak Kemegahan. Yogyakarta: LKiS
Sumber :
http://www.wacananusantara.org/5/42/dyah-lembu-tal
Tidak ada komentar:
Posting Komentar