Minggu, 28 Maret 2010

Dara Petak

Dara Petak atau Dara Pethak, adalah satu-satunya istri Raden Wijaya pendiri Majapahit, yang berasal dari Kerajaan Dharmasraya di Pulau Suwarnabhumi (Sumatra). Dara Petak berarti merpati putih. Ia adalah cucu Srimat Tribhuwanaraja Mauliawarmadewa dari Kerajaan Dharmasraya. Kerajaan ini terletak di Pulau Sumatra yang pada 1286 menjadi bawahan Kerajaan Singasari.

Menurut Pararaton, sepuluh hari setelah pengusiran pasukan Mongol oleh pihak Majapahit tahun 1293, pasukan Kebo Anabrang yang pada tahun 1275 yang dikirim Kertanagara Raja Singasari ke Pulau Sumatra, tiba di Jawa. Pasukan tersebut membawa dua orang putri bernama Dara Jingga dan Dara Petak yang dimaksudkan sebagai persembahan untuk Raja Kertanagara. Karena Kertanagara sudah meninggal, maka ahli warisnyalah, yaitu Raden Wijaya, yang berhak mengambil Dara Petak sebagai istri, sedang Dara Jingga diserahkan kepada Adwayadbrahma, seorang pejabat Singasari yang dulu dikirim ke Sumatra tahun 1286. Pasangan Dara Jingga-Adwayadbrahma memiliki putra bernama Tuanku Janaka Warmadewa alias Mantrolot. Tuanku Janaka dikenal sebagai Adityawarman, yang di kemudian hari menjadi raja Pagar Ruyung di Sumatra.

Menurut kronik Cina, pasukan Mongol yang dipimpin Ike Mese meninggalkan Jawa pada 24 April 1293, sehingga dapat diperkirakan pertemuan antara Raden Wijaya dan Dara Petak terjadi pada 4 Mei 1293.

Dara Petak pandai mengambil hati Raden Wijaya sehingga dijadikan sebagai stri tinuheng pura, atau istri yang dituakan di istana. Padahal menurut Nagarakretagama, Raden Wijaya sudah memiliki empat orang istri yang semuanya putri Kertanagara. Pengangkatan Dara Petak sebagai istri tertua mungkin karena hanya dirinya saja yang melahirkan anak laki-laki, yaitu Jayanagara. Sedangkan menurut Nagarakretagama, ibu Jayanagara bernama Indreswari. Nama ini dianggap sebagai gelar resmi sekaligus “nama Jawa” Dara Petak.

Dalam Prasasti Kertarajasa (1305), Jayanagara disebut sebagai putra Tribhuwaneswari permaisuri utama Raden Wijaya. Dari berita tersebut dapat diperkirakan Jayanagara adalah anak kandung Indreswari alias Dara Petak yang kemudian menjadi anak angkat Tribhuwaneswari, sehingga ia dapat menjadi putra mahkota sebagai calon raja selanjutnya.

Kepustakaan
Poesponegoro & Notosusanto (ed.). 1990. Sejarah Nasional Indonesia Jilid II. Jakarta: Balai Pustaka.
Muljana, Slamet. 2005. Menuju Puncak Kemegahan. Yogyakarta: LKiS.
_____ . 2006. Nagarakretagama dan Tafsir Sejarahnya. Yogyakarta: LKiS.

Sumber :
http://www.wacananusantara.org/5/50/dara-petak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar