Minggu, 28 Maret 2010

Dyah Wiyat

Dyah Wiyah atau Dyah Wiyat alias Rajadewi Maharajasa adalah putri bungsu Raden Wijaya pendiri Majapahit. Dyah Wiyat adalah putri Raden Wijaya yang lahir dari Gayatri Rajapatni. Ia memiliki kakak kandung bernama Dyah Gitarja, dan kakak tiri bernama Jayanagara.

Pararaton mengisahkan Jayanagara yang menjadi raja kedua, merasa takut takhtanya terancam, sehingga Dyah Gitarja dan Dyah Wiyat dilarang menikah. Baru setelah ia meninggal tahun 1328, para ksatria berdatangan melamar kedua putri tersebut. Setelah diadakan sayembara, diperoleh dua orang ksatria, yaitu Cakradhara sebagai suami Dyah Gitarja (Tribhuwana Tunggadewi), dan Kudamerta sebagai suami Dyah Wiyat.

Kudamerta kemudian bergelar Wijayarajasa atau Bhre Wengker atau Bhatara Parameswara ring Pamotan. Dari perkawinan itu lahir Padukasori yang menjadi permaisuri Hayam Wuruk putra Dyah Gitarja Tribhuwana Tunggadewi.

Peranan Dyah Wiyat
Pada pemerintahan Jayanagara, Dyah Wiyat diangkat sebagai raja bawahan di Kadiri bergelar Rajadewi Maharajasa Bhre Daha. Jabatan ini terus dipegangnya sampai ia meninggal pada masa pemerintahan Hayam Wuruk, keponakan sekaligus menantunya.

Dalam pemerintahan Hayam Wuruk, Rajadewi tergabung dalam Saptaprabhu, yaitu semacam dewan pertimbangan agung yang beranggotakan keluarga raja.

Tidak diketahui dengan pasti kapan Rajadewi meninggal. Pararaton hanya menyebut kematiannya setelah pengangkatan Gajah Enggon sebagai patih tahun 1371. Rajadewi kemudian didharmakan di Adilangu, dengan candi bernama Purwawisesa.

Kepustakaan
Slamet Muljana. 1979. Nagarakretagama dan Tafsir Sejarahnya. Jakarta: Bhratara
Slamet Muljana. 2005. Menuju Puncak Kemegahan. Yogyakarta: LKIS

Sumber :
http://www.wacananusantara.org/5/51/dyah-wiyat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar