Tanjungpinang - Budayawan Kepulauan Riau (Kepri) menyatakan budayawan Malaysia sedang memburu naskah kuno kerajaan Melayu untuk kepentingan tertentu sejak lima tahun terakhir.
Budayawan Kepri, Raja Malik, Selasa, mengingatkan kepada warga setempat yang menyimpan naskah kuno kerajaan Melayu agar tidak terbujuk dan menjual naskah berharga tersebut kepada warga Malaysia.
"Aksi penjualan naskah kuno itu telah terjadi sekitar 28 tahun yang lalu. Namun puncaknya pada lima tahun terakhir," katanya kepada ANTARA di ibukota Provinsi Kepri, Tanjungpinang.
Saat ini naskah kuno kerajaan Melayu yang berhasil dikumpulkan dan tersimpan di museum hanya 400-an saja. "Banyak yang dikuasai warga dan dijual pada pemburu dari Malaysia," kata Raja Malik, yang juga Ketua Balai Maklumat Pulau Penyengat, Kota Tanjungpinang.
Padahal, lanjutnya, naskah kuno itu sangat berharga dalam mengungkap fakta sejarah kejayaan kerajaan Melayu di Kepr,i seperti kerajaan Melayu di Pulau Penyengat, Lingga, Bintan dan Tanjungpinang. Naskah tersebut merupakan identitas kerajaan Melayu pada masa lalu yang tidak dapat dipungkiri oleh siapapun juga.
Namun itu mulai menjadi permasalahan karena puluhan naskah penting telah dikuasai Malaysia. "Bagaimana mungkin kita bisa membuktikan sejarah kerajaan Melayu kalau faktanya tidak ada. Karena itu kita harus sama-sama menjaganya," ucapnya.
Kerajaan Malaysia mengaku puncak peradaban Melayu pada masa lalu berada di Malaysia yang dilengkapi dengan bukti-bukti melalui fakta sejarah, salah satunya naskah kuno, tuturnya.
"Malaysia terus mencari fakta-fakta sejarah di wilayah Kepri," katanya.
Menurutnya, Pulau Penyengat merupakan jantung peradaban Melayu yang dilengkapi dengan fakta-fakta sejarah seperti naskah kuno, bangunan kerajaan dan kuburan para raja.
Kerajaan Melayu di Pulau Penyengat menyimpan berbagai ilmu pengetahuan, adat istiadat atau kebiasaan dan seni yang tidak dimiliki Malaysia.
"Namun itu tidak akan diakui jika didukung fakta-fakta sejarah," katanya.
Ia mengatakan, kalau Malaysia mengklaim sejarah masa lalu tanpa dilengkapi alasan yang kuat sulit untuk membuahkan hasil. Karena itu, naskah-naskah kuno patut dipertahankan. (*)
Sumber : http://www.antara.co.id
Budayawan Kepri, Raja Malik, Selasa, mengingatkan kepada warga setempat yang menyimpan naskah kuno kerajaan Melayu agar tidak terbujuk dan menjual naskah berharga tersebut kepada warga Malaysia.
"Aksi penjualan naskah kuno itu telah terjadi sekitar 28 tahun yang lalu. Namun puncaknya pada lima tahun terakhir," katanya kepada ANTARA di ibukota Provinsi Kepri, Tanjungpinang.
Saat ini naskah kuno kerajaan Melayu yang berhasil dikumpulkan dan tersimpan di museum hanya 400-an saja. "Banyak yang dikuasai warga dan dijual pada pemburu dari Malaysia," kata Raja Malik, yang juga Ketua Balai Maklumat Pulau Penyengat, Kota Tanjungpinang.
Padahal, lanjutnya, naskah kuno itu sangat berharga dalam mengungkap fakta sejarah kejayaan kerajaan Melayu di Kepr,i seperti kerajaan Melayu di Pulau Penyengat, Lingga, Bintan dan Tanjungpinang. Naskah tersebut merupakan identitas kerajaan Melayu pada masa lalu yang tidak dapat dipungkiri oleh siapapun juga.
Namun itu mulai menjadi permasalahan karena puluhan naskah penting telah dikuasai Malaysia. "Bagaimana mungkin kita bisa membuktikan sejarah kerajaan Melayu kalau faktanya tidak ada. Karena itu kita harus sama-sama menjaganya," ucapnya.
Kerajaan Malaysia mengaku puncak peradaban Melayu pada masa lalu berada di Malaysia yang dilengkapi dengan bukti-bukti melalui fakta sejarah, salah satunya naskah kuno, tuturnya.
"Malaysia terus mencari fakta-fakta sejarah di wilayah Kepri," katanya.
Menurutnya, Pulau Penyengat merupakan jantung peradaban Melayu yang dilengkapi dengan fakta-fakta sejarah seperti naskah kuno, bangunan kerajaan dan kuburan para raja.
Kerajaan Melayu di Pulau Penyengat menyimpan berbagai ilmu pengetahuan, adat istiadat atau kebiasaan dan seni yang tidak dimiliki Malaysia.
"Namun itu tidak akan diakui jika didukung fakta-fakta sejarah," katanya.
Ia mengatakan, kalau Malaysia mengklaim sejarah masa lalu tanpa dilengkapi alasan yang kuat sulit untuk membuahkan hasil. Karena itu, naskah-naskah kuno patut dipertahankan. (*)
Sumber : http://www.antara.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar